Yuvenil

Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur, Bunda Harus Tahu

Tahapan perkembangan anak menjadi perhatian tersendiri untuk para orang tua. Mereka ingin memastikan bahwa anak tumbuh dengan sempurna sesuai usianya. Oleh karena itu di artikel ini akan dibahas tahapan perkembangan anak menurut umur.

tahapan-perkembangan-anak
Tahapan perkembangan anak

Sebelum membahas tumbuh kembang anak, ada baiknya kita tahu dahulu pengertian perkembangan anak itu sendiri. Perkembangan anak adalah proses perubahan yang dialami buah hati dan berjalan dari waktu ke waktu.

Perkembangan anak bisa mengarah pada perubahan emosi, fisik, pemikiran dan bahasa. Biasanya dialami bayi baru lahir sampai awal dewasa nanti.

Bahasa Bayi

bahasa-bayi
Bahasa Bayi

Salah satu tahapan perkembangan anak menurut umur adalah masalah bahasa. Ketika bayi lahir ke dunia, dia sudah memiliki bahasa bayi yaitu tangisan. Ketika bayi lapar, mengompol, tidak nyaman, bosan, gerah, maka bayi akan mengekspresikan dengan bahasa tangisan bayi tadi.

Menginjak umur 2 hingga 3 bulan, bahasa bayi akan meningkat seperti mengoceh. Bahasa bayi akan terus berkembang sampai dia bisa mengucapkan kata pertamanya, misalnya “baba”, “kaka”. Biasanya dialami sekitar usia 9-12 bulan.

Seiring dengan pertambahan umur, perbendaharaan kata yang diucapkan bayi akan lebih banyak jika Bunda terus melatihnya dan mengajak mengobrol. Itu merupakan perkembangan bayi yang harus terus dilatih.
Lalu ada pertanyaan, apakah anak bisa diajarkan belajar 2 bahasa sebagai bagian dari tahapan perkembangan anak usia dini? Berikut penjelasannya.

Belajar 2 Bahasa Sejak Kecil, Apa Manfaatnya?

perkembangan-otak-anak
perkembangan otak anak

Ada beberapa orang tua mulai mengenalkan beberapa bahasa kepada anak-anak semenjak masih kecil. Ternyata, belajar lebih dari 2 bahasa memiliki manfaat bagi kesehatan otak, apalagi jika dipelajari sejak dari kecil. Apa saja manfaatnya?

1. Meningkatkan Memori Otak

Para ilmuwan menemukan fakta bahwa orang yang dapat berbicara dua bahasa memiliki ingatan yang kuat. Eksplorasi bahasa berdampak pada aktivitas neurologis karena mengontrol untuk memilih dari dua bahasa yang ingin digunakan, hal tersebut membuat otak lebih efisien.

2. Mengurangi Resiko Demensia

Studi menyebut penguasaan lebih dari satu bahasa bisa menunda serangan demensia pada seseorang. Dalam jurnal Neurology, peneliti menyebut orang yang menguasai dua bahasa atau berbagai macam bahasa terkena demensia 4,5 tahun lebih lambat dari yang hanya bisa bicara satu bahasa.

3. Otak Lebih Tangkas

Sebuah studi yang dipaparkan dalam Journal of Neuroscience mengungkapkan bahwa berbicara dua bahasa dapat mempertahankan fleksibilitas kognitif (kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang baru atau tidak familiar) seseorang agar tidak menurun.

4. Perkembangan Otak Anak

Studi yang dilakukan di Lund University, Swedia, membuktikan bahwa mempelajari bahasa baru tak hanya membuat kemampuan otak seseorang tak mudah turun tapi juga menyebabkan beberapa bagian otak terus tumbuh.

5. Lebih Baik dalam Multitasking

Menurut jurnal Child Development, anak-anak yang tumbuh dengan mempelajari dua bahasa akan lebih baik dalam multi-tasking daripada anak yang belajar hanya satu bahasa.

Nah, tak ada salahnya bagi anda untuk mengenalkan balita pada dua bahasa berbeda. Dan itu sama sekali tak akan memberatkan otaknya untuk memahami.
Sebaiknya antara umur 3-6 tahun anak mulai diajarkan bahasa kedua setelah lancar bahasa ibunya sebagai bahasa pertama. Ajari bahasa ini sesuai dengan tahapan perkembangan anak menurut umur mereka.

Baca juga:  Panduan Memilih Tempat Tidur Bayi Baru Lahir

Ciri Ciri Bayi Cerdas dan Pintar

ciri-ciri-bayi-cerdas-dan-pintar
Ciri Ciri Bayi Cerdas dan Pintar

Memiliki anak yang aktif dan lincah, terkadang membuat orang tua merasa kewalahan, stress dan mengeluh capek. Padahal bisa jadi anak dengan sifat tadi adalah ciri ciri bayi cerdas dan pintar.

Nah, jika Bunda tahu, ternyata anak yang begitu aktif dan senang melakukan aktivitas fisik, memiliki volume otak yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang tidak terlalu aktif. Benarkah demikian?

Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Illnois University, menemukan bahwa anak yang aktif secara fisik memiliki ‘materi putih’ lebih banyak pada otak mereka. Materi putih ini berhubungan erat dengan kemampuan anak menyimpan memori, belajar, dan perhatian ketika bekerja dalam kelompok.

dr. Laura Chaddock-Heyman, yang merupakan salah satu tim peneliti dari Illinois University mengatakan jika studi sebelumnya memang menyatakan anak dengan tingkat kesehatan yang lebih, menunjukkan volume otak yang lebih baik di wilayah ‘materi abu-abu’ pada otaknya. Hal ini berhubungan erat dengan kemampuan anak dalam menyimpan memori dan belajar apapun di kehidupannya.

Studi ini pun menunjukkan, jika struktur dari materi putih ini membantu si anak dapat melakukan tugasnya lebih baik. Pun pada orang dewasa yang memiliki materi putih di otak lebih banyak, ini juga dapat menyelesaikan pekerjaannya lebih baik.

Oleh sebab itu, kesehatan dan kebugaran memiliki peran untuk membentuk materi putih dalam otak.

Dalam studi ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap 24 anak. Dengan melakukan scan menggunakan diffusion tensor imaging (DTI) untuk melihat lima saluran materi putih dalam otak, peneliti menemukan faktor lain seperti status sosial dan ekonomi, masa puber, serta IQ yang ikut mempengaruhi perkembangan otak anak.

Mereka kemudian melihat, apakah faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh dominan terhadap materi putih dalam otak.

Setelah analisis secara seksama, ternyata perbedaan mencolok pada seberapa sehat dan bugar anak tersebut. Faktor-faktor lainnya, berpengaruh tapi tidak dominan.

Nah, jika sudah tahu penyebab otak anak bisa makin cerdas, sekarang tugas Bunda sebagai orang tua untuk bisa mengarahkan anak supaya lebih sehat, bugar dan aktif. Dengan begitu anak bisa tumbuh sesuai dengan tahapan perkembangan anak menurut umur mereka.

Cara Menjadi Pintar

cara-menjadi-pintar.
Cara Menjadi Pintar

Bunda pasti banyak mencari tahu cara menjadi pintar untuk si buah hati. Bagi bunda yang menginginkan si kecil tumbuh menjadi pribadi yang lebih pintar dan cerdas, makan kenari bisa menjadi alternatif lho!

Benarkah? Ya, pada sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi kenari segenggam tiap hari, mampu meningkatkan konsentrasi, memori dan juga kecepatan otak anak dalam memproses semua informasi yang diperolehnya.

Efek positif ini tak hanya terbatas pada anak-anak. Bahkan di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat, ada beberapa orang dewasa usia 20 tahun lebih dicoba makan kenari secara rutin. Hasilnya, mereka punya kemampuan lebih baik saat menjalani sebanyak enam tes kognitif. Pada tes ini sama sekali tak ada pengaruhnya dengan kelamin, usia dan etnis.

Baca juga:  Cara Mengatasi Balita Susah Makan

Selain manfaat pada kecerdasan, diketahui ada lagi manfaat makan kenari. Selain tinggi antioksidan, kenari juga kaya akan vitamin dan juga mineral. Kandungan positif lainnya adalah asam lemak nabati, omega-3 dan juga asam alfa linolenat bagi kesehatan otak.

Diketahui juga, dengan mengonsumsi kacang-kacangan sebagai bagian dari menu diet telah terbukti bisa membuat kandungan lemak di dalam tubuh bisa lebih cepat pergi.

Nah, sekarang sudah tahu kan Bunda cara simple untuk meningkatkan kecerdasan si kecil? Ada baiknya dicoba dan dipraktekkan di rumah. Cara menjadi pintar untuk anak juga perlu disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak menurut umur balita. Karena beda umur beda penanganannya.

Waktu Belajar yang Baik Bagi Bayi

 bayi-tidur.
bayi tidur

Tahapan perkembangan bayi harus terus Bunda pantau termasuk jam tidur bayi. Utamanya bayi tidur diyakini sebagai proses untuk mengingat dan belajar atas apa yang telah ditemuinya.
Barangkali karena inilah, banyak dari kita bertanya kenapa bayi tidur terus. Namun sayangnya, sampai dengan saat ini belum pernah ada peneliti yang secara serius melakukan penelitian untuk benar-benar mengungkap terkait apa manfaat dari aktivitas tidur di usia yang masih dini ini.

Tim peneliti yang berasal dari Inggris, yakni University of Sheffield, dan juga Ruhr University Bochum, negeri Jerman telah mulai serius terhadap hal ini. Mereka mengamati sebanyak 216 bayi dengan rentang usia 12 bulan lebih.

Dari pengamatan tersebut, mereka memastikan bahwa aktivitas tidur merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh seorang bayi di masa-masa awal usianya. Aktivitas tersebut dilakukannya bukan lantaran ia tukang tidur atau sering dilanda malas.

Ini justru aktivitas yang bisa dibilang penting pada tahapan perkembangan anak menurut umur mereka.

Menurut para peneliti faktor kunci dari daya ingat dan daya kemampuan belajar bayi bermula dari panjang pendeknya jam tidur dirinya. Para peneliti membuktikan hal tersebut dengan cara mengajari mereka tiga hal baru. Pada sebanyak 216 bayi dengan rentang usia 6-12 bulan itu, diajak untuk bermain hal-hal baru seperti boneka tangan.

Usai belajar, sebanyak setengah dari bayi tersebut dibiarkan untuk tidur sampai dengan empat jam. Lalu sisanya, diatur supaya tak tidur ataupun tidur hanya 30 menit saja. Pada esok harinya, para bayi tersebut didorong supaya mengingat apayang dia peroleh saat bermain boneka tangan kemarin.

Dan hasilnya sungguh menakjubkan. Pada bayi yang optimal jam tidurnya, akan dengan mudah mengingat apa yang telah ia dapatkan ketimbang bayi yang sedikit jam tidurnya. Kata Dr. Jane Herbert yang merupakan dosen di departemen psikologi University of Sheffield Inggris.

Kesimpulan

tumbuh-kembang-anak
Tumbuh kembang anak

Perkembangan anak memang harus kita pantau. Tetapi alangkah baiknya perhatikan tahapan perkembangan anak menurut umur mereka agar tidak salah.
Tahapan perkembangan anak menurut umur dimulai dengan bahasa yang akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya umur bayi. Tangisan adalah bahasa awal mereka untuk mengekspresikan sesuatu.

Tumbuh kembang anak juga berpengaruh terhadap kepintaran dan kecerdasan. Oleh karena itu pastikan anak tumbuh dengan baik. Agar bayi tumbuh dengan baik, jangan lupa Bunda juga siapkan perlengkapan bayi baru lahir yang lengkap dan nyaman untuk mereka.

Bayi juga memiliki waktu belajar yang ideal, yaitu ketika mereka tidur. Ketika bayi tidur, maka mereka akan mengingat dan belajar atas apa yang telah ditemuinya. Itulah tadi beberapa tahap perkembangan bayi yang bisa bunda pelajari. Dengan begitu tumbuh kembang anak bisa berjalan dengan optimal.

Bagikan
, , , , , ,

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *